Tuesday, May 10, 2011
The Swan Lake
Waktu aq masi di bangku SD, aq suka banget baca komik, biasanya komik-komik Jepang seperti Candy-Candy, Pop Corn, dll. Salah satu yang aq ingat adalah komik Sepatu Kaca. Yep, it’s all about ballet. Dan salah satu lakon yang paling berkesan buatQ adalah Swan Lake.
Correct me if i’m wrong, Swan Lake sendiri bercerita tentang seorang putri bernama Odeth yang jatuh cinta pada seorang pangeran. Namun karena kutukan dari seorang penyihir jahat, dan ia menjadi seekor angsa. Ia dapat kembali menjadi manusia kembali bila ada seseorang yang menyatakan cinta kepadanya. Sayangnya, sang pangeran kemudian jatuh cinta kepada saudarinya, Odil, atau si angsa hitam. Dan karena patah hati, Odeth pun bunuh diri. Cerita yang indah namun berakhir tragis.
Dalam ballet, peran Odil justru lebih sulit dilakukan. Karakternya hitam, licik, sekaligus memikat. Sementara Odeth digambarkan sebagai putri yang lemah lembut. Ada satu gerakan Odil yang aq ingat sampai sekarang, dimana penarinya harus berputar berkali-kali (32 kali putaran kalo ga salah) dengan ujung kakinya.
Cerita The Swan Lake ini kemudian menjadi tema yang diangkat dalam film Black Swan yang diperankan oleh Natalie Portman dan Mila Kunis. Awalnya aq berpikir akan menonton film drama biasa dengan persaingan ala remaja ABG yang memperebutkan peran utama dalam pertunjukan itu. Tapi ternyata, film ini jauh lebih kompleks. Di film ini, akting Natalie Portman layak diacungin jempol. Dia bisa bermain dengan karakter yang berbeda-beda, layaknya orang yang berkepribadian ganda. Ia berhasil memerankan gadis balerina yang obsesif, sekaligus labil dan rapuh, dan tak lupa, adegan lesbiannya bersama Mila Kunis. Semuanya diwarnai dengan gerakan-gerakan balet yang gemulai, kostum yang indah, dan tata rias yang mendukungnya. Kabarnya, Natalie Portman harus berlatih khusus selama 6 bulan, 5 jam setiap harinya, agar bisa menari balet layaknya seorang balerina profesional. Hasilnya ga sia-sia kan, penampilannya sangat memukau dan nyaris tanpa cela. Ga heran, melalui film ini Portman layak mendapatkan 12 penghargaan bergengsi sebagai aktris terbaik, sekaligus mengantarkannya ke piala Oscar pertamanya.
Oia, film ini juga dibintangi oleh aktris Winona Ryder. Sebagai aktris pendukung dalam film itu, aktingnya pun tak perlu diragukan lagi. Ia berperan sebagai balerina senior yang depresi karena kariernya yang berakhir di puncak kepopulerannya.
What I love more from this movie are the costume and make up.Semuanya tampak terkonsep dan dipersiapkan secara matang. Rumit, detil, namun tetap cantik dan berkarakter.
Tapi, buat aq yang penakut ini, butuh perjuangan buat nonton film ini. Buatq, film ini terlalu banyak darah!!! Bukan darah yang berceceran seperti layaknya film action atau horor, melainkan luka-luka yang mudah kamu temui sehari-hari, seperti tergores, luka saat memotong kuku, dll. Semua itu ditampilkan secara detil melalui extreme shotnya, sampai buat aq merinding dan eneg bersamaan.
Tapi terlepas dari itu semua, kelak kalau aq punya anak, aq ga mau dia ikut balet. It’s beautiful to see, but it’s painful at the same time
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment