Tuesday, May 17, 2011

D'pantry, Homy Place to Hang Out


I love this place, that’s why i should share it with you. d’pantry coffe & eatery. Dari namanya, aq sempat berpikir tempat ini hanya cafe biasa. Apalagi dengan logo cangkir kopi, sempat terpikir kalau cafe ini mengkhususkan diri menyajikan kopi dan teh serta kue-kue pendampingnya. Ternyata aq salah.

Kabarnya, cafe ini sebelumnya memang merupakan sebuah rumah tinggal yang kemudian dirombak dan dijadikan sebuah cafe. Ngga heran, bentuk dan ruangan-ruangan yang ada memang tampak seperti ruangan-ruangan fungsional dalam sebuah rumah.


Cafe ini terdiri dari 2 lantai, dan semuanya diset homy, dengan sofa-sofa dan rak-rak yang menghias cafe layaknya rumah. Sebuah layar besar diletakkan di sudut ruangan sebagai teman menyantap makanan. Di bagian belakang cafe terdapat teras yang cukup luas, dimana pengunjung bisa menikmati makanannya di udara terbuka. Sayangnya, karena cuaca Jakarta yang gerah belakangan ini, bahkan di malam hari, memilih makan di bagian teras cafe ini bukanlah pilihan yang ok.

Makanannya sendiri enak ko, harganya pun cukup terjangkau. Menu yang ditawarkan cafe ini beragam, dari makanan lokal seperti sop iga bakar, sampai makanan internasional seperti chicken cordon bleu atau fish and chips. Untuk yang sekedar menikmati kopi atau teh, disini juga tersedia kue-kue seperti cheesecake atau tiramisu.


Ada beberapa hal yang menurutku unik dari cafe ini. Yang pertama, mereka menyebutnya ruang VIP. Menurutku, ruangan ini dulunya difungsikan sebagai kamar tidur. Kemudian oleh mereka meletakkang 2 set sofa yang saling berhadapan, dan jadilah sebuah ruang privat yang bisa menampung 10-15 orang. Cocok juga tuh buat arisan atau birthday party terbatas.



Satu lagi yang unik dari cafe ini, cafe ini berkonsep semi-gallery, dimana setiap ornamen yang terpajang atau menghias cafe ini - seperti lukisan, lilin-lilin hias, tepat telur, jam dinding, bahkan meja rias - bisa dibeli oleh pengunjung yang berminat. Barang-barangnya pun bentuknya unik atau merupakan barang-barang yang diperoleh dari daerah-daerah lain di Indonesia maupun luar negeri. Sepertinya pemiliknya menyalurkan hobi belanjanya melalui cafe ini, jadi barang-barang yang tidak ia gunakan lagi, bisa dijual di cafe ini, hehehehe...

So that i recommend this cozy place for you, for hang out with your friends or spend your moments with people you loved.

Matah Ati, Seni Tradisional dalam Nuansa Modern


Kamis lalu, aq berkesempatan untuk menyaksikan malam perdana pertunjukan sendratari Matah Ati, di Teater Jakarta, kompleks Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Jujur aja, ga punya bayangan sama sekali mengenai cerita yang asing di telingaku itu. Sendratari yang pernah pernah aq saksikan, hanyalah Sendratari Ramayana, di kawasan Candi Prambanan, dan pertunjukan Barong di Bali.

Saat memasuki Teater Jakarta, satu hal yang kukagumi, teater baru ini sudah menggunakan konsep teater modern, dengan balkon-balkon VIP dan VVIP yang mengelilingi ruangan, serta panggung berhidrolik yang menunjang penampilan pertunjukan tersebut. Yep, it’s great.

Sendratari ini diproduseri oleh Atilah Soeryadjaya, yang juga merupakan salah satu kerabat dari keluarga Keraton Solo. Selanjutnya ada Jay Subiakto, sebagai Art Director, serta Eko, sebagai koreografer, atau yang mungkin lebih kita kenal sebagai Eko – si penari Indonesia yang pernah menjadi penari latar Madonna. Sedikit cerita, beberapa waktu lalu, kelompok tari ini telah pentas di Esplanade, Singapura, dan mendapatan sambutan yang luar biasa. Hmm...makin penasaran, seperti apa ya pertunjukannya nanti?

Lampu dipadamkan, dan pertunjukan pun dimulai. Seorang sinden membuka pertunjukan dengan mendendangkan lirik-lirik berbahasa Jawa. Tirai pun dibuka, dan mengalirlah cerita yang diangkat dari sejarah Jawa setelah masa Sultan Agung. Penari menyampaikan cerita dalam lenggak-lenggok Jawa kontemporer, diiringi oleh gamelan Jawa yang juga diberi sentuhan modern dengan adanya terompet di beberapa bagian.

Overall, pertunjukan ini merupakan karya anak bangsa yang patut dihargai. Gimana kalo ga ngerti bahasa Jawa, karena semua tutur kata dan lirik yang dinyanyikan penari berbahasa jawa? Saranku Cuma satu, buka semua indra, lihat, dengar, dan rasakan pertunjukan itu. Aq bukan seniman, dan tidak terlalu mengerti soal seni, but i can enjoy the show. Pertunjukan ini akan dipentaskan di Teater Jakarta tgl 13-16 Mei 2011. Jadi, kenapa ga coba menyaksikannya?

Tuesday, May 10, 2011

The Swan Lake


Waktu aq masi di bangku SD, aq suka banget baca komik, biasanya komik-komik Jepang seperti Candy-Candy, Pop Corn, dll. Salah satu yang aq ingat adalah komik Sepatu Kaca. Yep, it’s all about ballet. Dan salah satu lakon yang paling berkesan buatQ adalah Swan Lake.


Correct me if i’m wrong, Swan Lake sendiri bercerita tentang seorang putri bernama Odeth yang jatuh cinta pada seorang pangeran. Namun karena kutukan dari seorang penyihir jahat, dan ia menjadi seekor angsa. Ia dapat kembali menjadi manusia kembali bila ada seseorang yang menyatakan cinta kepadanya. Sayangnya, sang pangeran kemudian jatuh cinta kepada saudarinya, Odil, atau si angsa hitam. Dan karena patah hati, Odeth pun bunuh diri. Cerita yang indah namun berakhir tragis.




Dalam ballet, peran Odil justru lebih sulit dilakukan. Karakternya hitam, licik, sekaligus memikat. Sementara Odeth digambarkan sebagai putri yang lemah lembut. Ada satu gerakan Odil yang aq ingat sampai sekarang, dimana penarinya harus berputar berkali-kali (32 kali putaran kalo ga salah) dengan ujung kakinya.




Cerita The Swan Lake ini kemudian menjadi tema yang diangkat dalam film Black Swan yang diperankan oleh Natalie Portman dan Mila Kunis. Awalnya aq berpikir akan menonton film drama biasa dengan persaingan ala remaja ABG yang memperebutkan peran utama dalam pertunjukan itu. Tapi ternyata, film ini jauh lebih kompleks. Di film ini, akting Natalie Portman layak diacungin jempol. Dia bisa bermain dengan karakter yang berbeda-beda, layaknya orang yang berkepribadian ganda. Ia berhasil memerankan gadis balerina yang obsesif, sekaligus labil dan rapuh, dan tak lupa, adegan lesbiannya bersama Mila Kunis. Semuanya diwarnai dengan gerakan-gerakan balet yang gemulai, kostum yang indah, dan tata rias yang mendukungnya. Kabarnya, Natalie Portman harus berlatih khusus selama 6 bulan, 5 jam setiap harinya, agar bisa menari balet layaknya seorang balerina profesional. Hasilnya ga sia-sia kan, penampilannya sangat memukau dan nyaris tanpa cela. Ga heran, melalui film ini Portman layak mendapatkan 12 penghargaan bergengsi sebagai aktris terbaik, sekaligus mengantarkannya ke piala Oscar pertamanya.

Oia, film ini juga dibintangi oleh aktris Winona Ryder. Sebagai aktris pendukung dalam film itu, aktingnya pun tak perlu diragukan lagi. Ia berperan sebagai balerina senior yang depresi karena kariernya yang berakhir di puncak kepopulerannya.

What I love more from this movie are the costume and make up.Semuanya tampak terkonsep dan dipersiapkan secara matang. Rumit, detil, namun tetap cantik dan berkarakter.

Tapi, buat aq yang penakut ini, butuh perjuangan buat nonton film ini. Buatq, film ini terlalu banyak darah!!! Bukan darah yang berceceran seperti layaknya film action atau horor, melainkan luka-luka yang mudah kamu temui sehari-hari, seperti tergores, luka saat memotong kuku, dll. Semua itu ditampilkan secara detil melalui extreme shotnya, sampai buat aq merinding dan eneg bersamaan.

Tapi terlepas dari itu semua, kelak kalau aq punya anak, aq ga mau dia ikut balet. It’s beautiful to see, but it’s painful at the same time

Burlesque


I love this movie!!! Biasanya aq tidak terlalu suka film musikal, namun di film ini, Christina Aquilera dan Cher berhasil membuatku jatuh cinta dengan film ini. Urusan suara, teknik dan karakter dari kedua diva ini tentu saja ga perlu diragukan lagi. Namun konflik yang ditampilkan pas, jadi ga nyanyi-nyanyi melulu.

Konsep cabaret yang mewarnai film ini pun keren banget. Aq bisa bilang, untuk seorang diva seperti Christina pun harus berusaha keras untuk menguasai koreografi yang banyak dan rumit, sekaligus sexy yang ditampilkan sepanjang film ini. Apalagi, pada dasaranya Christina bukanlah a dancing singer layaknya Britney Spears yang bernyanyi dan menari dalam setiap performance-nya selama ini. Ya, kalaupun ada beberapa lagunya yang up beat dan full dance, ga seheboh Britney lah.


Aq suka konsep cabaret-nya, dari koreografi, make up, kostum semuanya kereeennn!!!! Christina, yang dalam film itu berperan sebagai Ali, seolah-olah berubah-ubah dalam tema cabaret yang dimainkannya. Satu saat ia menjadi wanita yang genit, di saat yang lain ia menjadi wanita sexy yang menggoda. Para penari lainnya pun patut mendapat acungan jempol. Mereka kompak, dan bisa menampilkan feel yang ingin disampaikan dari setiap tarian yang mereka tampilkan.




Dan konsep cabaret itu tentu saja didukung oleh tata lampu, property, dan tentu saja, suara Christina Aquilera dan Cher yang dahsyat. Duuuhhh....jadi pengen liat pentas Broadway secara langsung nih...

Monday, May 2, 2011

The Bride Gown Mystery Revealed

Yep, Jumat lalu, ribuan pasang mata di seluruh penjuru dunia menyaksikan pernikahan paling megah abad ini. Prince William akhirnya menikahi Kate Middleton, kekasih yang telah dipacarinya selama tujuh tahun.

Karena yang menikah ini adalah calon pewaris tahta Inggris, maka semua seluk beluk yang berkaitan dengan pernikahan ini menjadi topik menarik yang dibahas di berbagai media, dari cincin pertunangan, peralatan makan, hingga kue pengantin yang akan dipersembahkan bagi kedua mempelai itu menjadi informasi umum bagi khalayak ramai.

Tapi, ada satu hal yang tetap menjadi rahasia bagi mempelai dan pihak kerajaan, yaitu gaun pengantin yang akan dikenakan oleh Kate Middleton. Berbagai nama perancang gaun pengantin terkenal disebut-sebut akan terpilih untuk merancang gaun itu, tapi pihak kerajaan tetap bungkam. Bahkan, beberapa waktu menjelang pernikahan, foto Kate Middleton muncul di berbagai situs internet dalam balutan berbagai model gaun pegantin yang diramalkan akan dikenakannya nanti.

MenurutQ, keputusan Kate dan pihak kerajaan untuk merahasiakan gaun pengantin itu adalah langkah yang bijak. Pressure menjelang pernikahan tentu sangatlah besar bagi calon pengantin itu, dan bila Kate memberitahukan rancangan gaunnya, pasti akan banyak pihak yang pro dan kontra, dan akibatnya akan makin menambah beban baginya. She didn’t need that.

Tentu saja semua orang akan membandingkannya dengan gaun pengantin yang dikenakan oleh mendiang Putri Diana saat ia menikah dengan Pangeran Charles. Saat itu, Lady Di mengenakan gaun pengantin yang mengembang, dengan tail yang sangat panjang, sekitar 7 meter, dilengkapi dengan sebuah mahkota di kepalanya.


Dan Jumat lalu, misteri gaun pengantin Kate pun terjawab. Diiringi oleh adiknya sebagai pengiring pengantin, Kate Middleton memasuki altardengan mengenakan gaun yang sederhana, tak terlalu mengembang, dengan tail yang tidak terlalu panjang, dan hiasan bordir di bagian badan dan lengannya. Bahkan mahkota yang dikenakannya pun tak terlalu besar. Dan Kate memilih untuk membiarkan rambutnya tergerai, tidak disanggul seperti pengantin kebanyakan. It’s so Kate!!! Gaun itu makin menonjolkan kepribadian dan kecantikan Kate yang sederhana, anggun, namun cantik dan bersahaja. Happy Ever After, Prince & Princess of Cambridge!!

Rush Morning


Pernah ngga kalian bangun kesiangan, padahal kalian ada janji atau ada hal yang musti dilakukan pagi itu?? Pasi kalian akan terburu-buru kan?? Nah, itu juga yang terjadi padaQ kemarin pagi

Pagi itu aq dijadwalkan mengikuti proses interview sebuah kontes belanja yang diadakan oleh sebuah situs wanita. Seharusnya, aq berangkat dari kosQ jam 7.30 pagi, tapi entah bagaimana aq lupa mengeset alarm malam harinya, so bisa ketebak donk, aq baru terbangun jam 7.30 pagi!!! Weww, langsung aja aq buru-buru; mandi kilat, sedikit bedak, dan langsung melesat berangkat ke lokasi interview.

Perjuangan belum berakhir. Lokasi interview bisa dibilang nanggung jaraknya dari tempat kosQ; ga jauh, tapi ga cukup dekat juga. Akses menuju kesana bisa dengan angkot atau ojek. Tapiiii......entah kenapa di hari Minggu, kendaraan umum yang beroperasi juga banyak yang libur, termasuk ojek-ojek yang biasa nongkrong di depan gang. Duuuuhhh....ga tau ya, kalo orang gi kesiangan??

Akhirnya lewat juga tuh metromini penyelamat, hehehe... Aq sampai di lokasi sekitar pukul 8.15. uugghhh, i’m late!!! Untungnya, saat itu masih proses registrasi.
Pfff...tarik napas...hembuskan... aq mulai mengisi form registrasi. Tapi kok ga bisa fokus ya? Gara-gara bangun kesiangan, aq ga sempat sarapan, minimal mengunyah sesuatu yang mengganjal perut, jadi lapar deh :(

Saat tiba giliranQ, kembali otak dan mulut ga sinkron. Apa yang ditanyakan oleh interviewer, ga bisa aq jawab dengan memuaskan. Ini sih memang bukan sebuah ujian nasional, tapi jawaban yang ada di kepalaku hanya terhenti di ujung lidah, ga bisa keluar menjadi jawaban yang memuaskan. Padahal, aq ini bisa dibilang cukup cerewet loo. Parahnya lagi, aq sadar-sesadarnya, kalo jawabanQ ga ok, males ga tuh!!!

Mungkin kalian bisa bilang lebay kali ya, but it happened to me. Kalau perut kosong, aq ga bisa fokus, dan omonganQ bisa meracau atau ga jelas kemana-mana, hehehe
We’ll see, apakah aq akan beruntung?? Ga berharap banyak sih, tapi lihat saja nanti :)